Tugas Mata Kuliah SEDIMENTOLOGY

By Agus Nurul K - 6:36 AM

Tinjauan Pustaka
Pengertian sedimen ada beberapa macam. Krumbrein dan Sloss (1963) berpendapat bahwa sedimen adalah material atau pecahan dari batuan, mineral dan material organic yang ditransportasikan dari berbagai sumber air, darat maupun laut dan didepositkan oleh udara, angin, es dan air. Sedangkan menurut Pipkin (1977) sedimen adalah deposit dari material padat di permukaan bumi di berbagai medium (udara, air, gas) di bawah kondisi normal permukaan. Selain itu ada juga yang dapat diendapkan dari material yang melayang dalam air (suspensi) atau dalam bentuk kimia pada suatu tempat (presipitasi kimia). Adapun partikel-partikel sedimen oleh Friedman dan Sanders (1978) dapat dibedakan menjadi 2 kelompok:
1.Hasil rombakan atau hancuran padat dari endapan tua.
2.material yang bukan merupakan hasil rombakan atau hancuran padat yang terdiri dari material yang dikeluarkan lewat semburan gunung berapi dan material terlarut di air yang ditransportasikan dan diendapkan pada tempat akumulasi pengendapan oleh sekresi biologis atau proses pengendapan secara kimia.
Sumber sedimen dapat berasal dari berbagai tempat. Drake (1978) menerangkan bahwa terdapat 3 sumber dari material sedimen yang ditemukan pada permukaan dasar laut yaitu sumber dari daratan yang menyuplai material hancuran dan material terlarut sumber asli dari laut dan material angkasa luar. Setelah proses pelapukan terjadi selanjutnya sedimen asal mengalami proses transportasi dan lithifikasi. Drake (1978) pada proses transportasi, dibawah kondisi normal, erosi menghasilkan nilai (rate) yang sama dengan pelapukan batuan. Faktor yang mempengaruhinya adalah:
a.Kecepatan pengendapan
b.Arus aliran fluida
c.Gelombang
Hasil sedimentasi yang telah berlangsung lama akan mengalami konsolidasi atau lithifikasi (pembatuan). Sedimen yang terlithifikasi disebut batuan sedimen. Faktor yang mempengaruhi terhadap proses lithifikasi antara lain proses fisika, proses kimiawi dan proses biologi. Ukuran butiran berpengaruh terhadap sifat-sifat dari butiran tersebut. Krumbreindan Sloss (1963) menyatakan bahwa pada butiran sedimen , ukuran sedimen berhubungan dengan dinamika transportasi dan deposisi. Ukuran butiran akan mencerminkan resistensi butiran terhadap proses pelapukan, erosi dan abrasi, Pada proses transportasi berpengaruh terhadap bentuk, ukuran butir, kebolaan maupun sifat-sifat dari kumpulan butiran seperti sortasi, kepencengan dan kepuncakan akibat dari gesekan antara butiran dengan butiran maupun dengan batuan dasar. Besar kecilnya partikel penyusun tanah tersebut akan menentukan kemampuan dalam hal menahan air, mengurung tanah, dan produksi bahan organic (Dwijoseputro,1987). Dalam klasifikasi sedimen berdasarkan ukuran dapat menggunakan skala wentworth (Kusumadinata,1980).

Tabel I Ukuran butir berdasarkan skala Wentworth
Ukuran butir
Jenis sedimen
> 256
Bongkah
64-256
Berangkal
4-64
Kerakal
2-4
Kerikil
1-2
Pasir sangat kasar
½-1
Pasir kasar
¼ - ½
Pasir sedang
1/8 - ¼
Pasir halus
1/16 - 1/8
Pasir sangat halus
1/32 - 1/16
Lanau kasar
1/64 - 1/32
Lanau sedang
1/256 - 1/64
Lanau sangat halus
1/512 - 1/256
Lempung kasar
1/1024 - 1/512
Lempung sedang
< 1/1024
Lempung halus

Besar Butir Rata-rata
Besar butir rata-rata merupakan fungsi ukuran butir dari suatu populasi sedimen (missal pasir kasar, pasir sedang, dan pasir halus). Besar butir rata-rata dapat juga menunjukkan kecepatan turbulen/ sedimentasi dari suatu populasi sedimen.

Penamaan sedimen
Folk (1980) memberikan batasan kelas sedimen berdasarkan tingkat prosentase pola tiap-tiap saringan yang dinamakan diagram segitiga penamaan sedimen.
S = Sand (pasir)
sC = Liat berpasir
C = Clay
sM = Lumpur berpasir
M = Lumpur
Sz = Lanau berpasir
Z = Lanau
cS = Pasir berliat
mS = Pasir berlumpur
zS = Pasir berlanau

Kurtosis
Menurut Kusumadinata (1985) kurtosis atau keruncingan merupakan salah satu bentuk butiran sedimen dimana merupakan kenampakan morfologi luar dari sedimen itu, sedangkan Folk (1974) menjelaskan bahwa kurtosis ini dapat dihitung melalui grafik kurtosis serta kurtosis ini dapat menggambarkan hubungan antara sortasi bagian tengah kurva dengan bagian bawah. Ditambahkan pula bahwa bila kurva keruncingan relatif (>1.00) disebut leptokurtic dan kurva tumpul (<1,00) adalah platikurtik.
Penilaian harga keruncingan Folk (1974)
Tingkat kemiringan
Harga keruncingan
Puncak sangat tumpul
< 0,67
Puncak tumpul
0,67 – 0,90
Puncak cukupan
0,90 – 1,11
Puncak runcing
1,11 – 1,50
Puncak sangat runcing
1,50 – 3,00
Puncak sangat runcing sekali
> 3,00

Analisa Granulometri
Analisa granulometri merupakan suatu metoda analisa yang menggunakan ukuran butir sebagai materi analisa. Analisa ini umum digunakan dalam bidang keilmuan yang berhubungan dengan tanah atau sedimen.
Dalam analisa ini tercakup beberapa hal yang biasa dilakukan seperti pengukuran rata-rata, pengukuran sorting atau standar deviasi, pengukuran skewness dan kurtosis. Masing-masing pengukuran tersebut mempunyai rumus-rumus yang berbeda dan mempunyai batasan-batasan untuk menggambarkan keadaan dari butiran yang diamati atau dianalisa. Batasan-batasan tersebut biasa disebut dengan verbal limit.
Analisa granulometri dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan metode grafis dan metode statistik, dimana metode grafis memuat berbagai macam grafik yang mencerminkan penyebaran besar butir, hubungan dinamika aliran dan cara transportasi sedimen klastik, sedangkan metode statistik menghasilkan nilai rata-rata, deviasi standar, kepencengan dan kemancungan kurva.

Pilahan atau sortasi
Pilihan dapat menunjukkan batas ukuran butir atau keanekaragaman ukuran butir, tipe dan karakteristik serta lamanya waktu sedimentasi dari suatu populasi sedimen (Folk, 1968). Menurut Friedman dan Sanders (1978), sortasi atau pemilahan adalah penyebaran ukuran butir terhadap ukuran butir rata-rata. Sortasi dikatakan baik jika batuan sedimen mempunyai penyebaran ukuran butir terhadap ukuran butir rata-rata pendek. Sebaliknya apabila sedimen mempunyai penyebaran ukuran butir terhadap rata-rata ukuran butir panjang disebut sortasi jelek.

Harga sortasi
Kelas sortasi
0,35 – 0,50
Terpilah sangat baik
0,50 – 0,80
Terpilah cukup
0,80 – 1,40
Terpilah buruk
> 1,40
Terpilah sangat buruk

Ada hubungan antara ukuran butir dan sortasi dalam batuan sedimen. Hubungan ini terutama terjadi pada batuan sedimen berupa pasir kasar sampai pasir sangat halus. Pasir dari berbagai macam lingkungan air menunjuk bahwa pasir halus mempunyai sortasi yang lebih baik daripada pasir sangat halus. Sedangkan pasir yang diendapkan oleh angin sortasi terbaik terjadi pada ukuran pasir sangat halus. ( Blatt,dkk dalam Kusumadinata, 1980).

Kepencengan (Skewness)
Kepencengan adalah penyimpangan distribusi ukuran butir terhadap distribusi normal. Distribusi normal adalah suatudistribusi ukuran butir dimana pada bagian tengah dari sampel mempunyai jumlah butiran paling banyak. Butiran yang lebih kasar serta lebih halus tersebar disisi kanan dan kiri dalam jumlah yang sama. Apabila dalam suatu distribusi ukuran butior berlebihan partikel kasar, maka kepencengannya bernilai negatif (Folk, 1974).

Klasifikasi ukuran butir sedimen
Wentworth grade
Ukuran butir (mm)
Cobbles
> 64
Pebbles
4 – 64
Granules
2 – 4
Very coarse sand
1 - 2
Coarse sand
0,5 - 1
Medium sand
0,25 - 0,5
Fine sand
0,125 - 0,25
Very fine sand
0,0625 - 0,125
Silt
0,0039 - 0,0625
Clay
< 0,0039

Daftar Pustaka
Drake, C.L.1978. Oceanography, Halt Rinehart and Winston, New York.
Dwidjoseputro, D. 1987. Dasar Mikrobiologi. Edisi 7. Djembatan. Jakarta.
Friedman, G>M> and Sanders. 1978. Principle of Sedimentology. John Willey & Son. New York, Chichister, Brisbane,Toronto,Singapore.
Krumbrein .W.C. and Sloss.L.L, 1963, Statigraphy and Sedimentation W.H. Freeman and Company. San Fransisco.
Kusumadinata.K.R.P.1980. Prinsip Prinsip Sedimentasi. Dept Teknik ITB. Bandung.
Pipkin, B.W.1977. Laboratory Exercise in Oceanography. W.H Freeman and Company. San Fransisco.


Pembahasan
Sedimen
Skewness
Keterangan
Kurtosis
Keterangan
A 1
- 0, 244
Menceng kasar
2,958
Puncak sangat runcing
A 2
0,03
Menceng simetris
0,98
Puncak cukupan
A 3
-0,04
Menceng simetris
2,09
Puncak sangat runcing
B 1
-0,46
Menceng sangat kasar
1,403
Puncak runcing
B 2
-0,287
Menceng kasar
1,2404
Puncak runcing
B 3
-0,53
Menceng sangat kasar
-0,41
Puncak sangat tumpul
B 4
0,617
Menceng sangat halus
3,75
Puncak sangat runcing sekali
B 5
-0,287
Menceng kasar
3,93
Puncak sangat runcing sekali
B 6
-0,146
Menceng kasar
1,2978
Puncak runcing
B 7
-0,62
Menceng sangat kasar
0,026
Puncak sangat tumpul
B 8
3,34
Menceng sangat halus
2,76
Puncak sangat runcing
B 9
-0,1
Menceng simetris
2,18
Puncak sangat runcing
B 10
0,391
Menceng sangat halus
1,35
Puncak runcing
B 11
0,155
Menceng halus
1,406
Puncak runcing
B 12
-0,2115
Menceng kasar
1,97
Puncak sangat runcing
B 13
-1,803
Menceng sangat kasar
-0,021
Puncak sangat tumpul
B 14
-0,03
Menceng simetris
0,96
Puncak cukupan
B 15
-0,05
Menceng simetris
1,25
Puncak runcing
C 1
0,837
Menceng sangat halus
0,497
Puncak sangat tumpul
C 2
0,5
Menceng sangat halus
4,46
Puncak sangat runcing sekali

  • Share:

You Might Also Like

1 comments

  1. boleh minta doc na gak??
    lg bth bgt ni bwt referansi sedimentasi.. please,,

    imel gw biet_geoid@yahoo.com
    thx b4 yah..

    ReplyDelete