Sudah kita ketahui bersama di beberapa survey bahwa capres potensial tahun 2019 ini antara Jokowi dan Prabowo. Kuatnya kedua calon menjadikan partai2 besar sulit untuk menawarkan capres alternatif. Selain karena persyaratan min 20% juga diyakinin karena belum ada kader yg bisa berpeluang mengungguli kedua calon ini..
Opsi pembentukan poros ke-3, saya yakin ditentukan oleh Demokrat. Mungkin. tapi dengan kondisi saat ini sulit.
Adapun sosok AHY, sepertinya bukan untuk dipersiapan tahun 2019. Tapi untuk tahun 2024. Makanya beberapa kali PD memberi kode keras kepada Jokowi agar AHY menjadi wapresnya... dan saya yaikin itu yg diinginkan..
Tetapi, sulit bagi jokowi (PDIP) untuk menerima tawaran ini. Bukan karena perang dinginnya Mega dan SBY. Tp karena kondisi saat ini yang mengharuskan cawapres Jokowi min harus memilik 4 keriteri : Muslim, Kuat di Managerial, faham ekonomi, dan Luar Jawa.
Kenapa Muslim? Sentimen jokowi nasionalis dan tidak dekat dengan kalangan muslim akan menjadi senjata lawannya nanati.
Kenapa luar jawa? Tentu untuk mendapatkan suara dari pemilih di luar jawa. Sementara kriteria nomer 2 dan 3 biasanya hanya untuk pemilih "menegah ke atas".
Sosok TGB perlahan mulai muncul ke permukaan sebagai sosok alternatif. Gubernur NTB ini sepertinyaa memiliki keempat keriteria di atas.
Tapi mungkin kah SBY merelakan posisi (Capres/Cawapres) untuk AHY ini ke TGB?
Mungkin, andai kata lobi2 PDIP memiliki nilai tawar ke Demokrat.
Karena menurut saya memang AHY bukan untuk 2019, tapi 2024. Sehingga andai kata salahsatu tawarannya AHY bakal jadi menteri (stategis) mungkin SBYpun merelakannya..
Tapi untuk menjadikan TGB menjadi Capres Demokrat dan menjadikan poros ketiga K
Kemungkinan sulit. Selain karena adanya sosok AHY yang sudah dimunculkan. Juga faktor Jokowi masih unggul di beberapa survey.
Bagaimana dengan sosok Cak Imin, perhitungan saya sulit. Selain posisi tawar PKB di bawah Demokrat dan Golkar. Juga karena sosok cak imin belum begitu menarik.
Selain TGB, ada sosok lain yang cakap untuk dijadikan cawapres jokowi. Yaitu Prof Mahfud. Apabila tidak ada kesepakatan dengan demokrat, atau demokrat hanya menyodorkan AHY. Mungkin PDIP memilih opsi ini.
Bagimana dengan Gatot?
Saya melihat pak Gatot ini sama seperti Pak Mahfud di 2014. Sangat potensial, tapi tidak ada partai yang sepakat mengusungnya baik capres maupun cawapres.
Bagai mana dengan pendamping Prabowo?
Saya meyakini sama halnya dengan pendamping jokowi, pendamping Prabowo pun harus memiliki 4 kriteria..
9 kader PKS yang sudah ditawarkan ke masyarakat. Saya melihatnya tidak ada satupun yang memiliki nilai jual keterpilihan.
Perhitungan saya, mungkin Anis akan dijadikan pendamping Prabowo. Selain karena modal keberhasilan di pilkada DKI, juga Anis memiliki min 1 keriteri : muslim.
Selain Anis, prof. Mahfud juga memiliki peluang untuk ditarik oleh prabowo. Andai kata Jokowi memilih TBG.
Tp, mungkin Prabowo juga memaksakan pendamping dari 9 kader PKS. Seperti halnya 2014 lalu yang memaksakan pendampingnya harus kader parpol pengusung.
Mungkin kah prabowo dan demokrat berkoalisi?
Saya melihatnya tidak mungkin. SBY beberapa kali mengisyaratkan akan merapat ke jokowi. Mungkin karena faktor keterpilihan jokowi yang masih tinggi dibanding Prabowo. Juga karena SBY pernah menikmati strategi keuntungan sebagai petahanan.
Prediksi saya selain Prabwo dan Jokowi, SBY pun akan menjadi King Maker kembali di Pilpres 2019.
ANK, 5 Maret 2018