Tugas Pengantar Ilmu Kelautan
ditulis oleh : Agus Nurul K.
(K2D008005)
Judul artikel : Eksplorasi Pantai Bandengan (Tirta Samudra)
Pengarang : Mansur Hidayat [Chief Blogging Officers/CBO]
Bab I.
Ditilik dari letak geografis yang hanya berjarak 7 km sebelah utara pusat kota, dengan jarak tempuh kendaraan darat ± 30 menit. Pantai ini menawarkan banyak sekali potensi yang menunggu untuk digali. Kondisi pantai yang dianugerahi pasir putih bersih dengan air yang jernih menjadikanya tempat yang menyenangkan untuk berenang dilaut. Tidak hanya itu area kosong yang mengelilingi pantaipun cukup luas dan potensial untuk diexplorasi. Ditambah dengan masyarakat sekitar yang banyak berprofesi sebagai perajin ukir-ukiran bernilai seni tinggi memposisikan pantai ini sebagai obyek wisata andalan yang dapat dijadikan sebagai icon daerah layaknya pantai Kuta di Denpasar.
Kiranya tidak berlebihan, jika melihat potensi sumber daya yang dimiliki pantai Bandengan. Lalu konsep apa yang selayaknya kita terapkan pada program pembangunan pantai Bandengan? Dalam mimpi saya pantai bandengan dapat menjadi pantai yang selain berfungsi sebagai obyek wisata juga berfungsi sebagai pusat kegiatan ekonomi layaknya Kuta. Untuk merealisasikanya kita dapat mengkopi konsep tata kota yang diterapkan pada pantai Kuta. Dalam istilah ekonomi hal ini dikenal sebagai benchmarking atau penerapan ide-ide bisnis yang sama dengan sebuah jenis bisnis yang telah sukses, bukan sebuah plagiasi.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah segmentasi dan penentuan target market, dimana pantai dengan resources seperti ini layak diposisikan sebagai tujuan wisata bagi wisatawan mancanegara dan domestik. Konsekuensi dari hal ini adalah penyediaan fasilitas-fasilitas penunjang yang sesuai dengan selera dari kedua jenis wisatawan tersebut. Seperti halnya Kuta di Bandengan potensial sekali dibangun Hotel, restoran, café, pusat perbelanjaan maupun fasilitas-fasilitas hiburan lain di sekitar lokasi bibir pantai. Tentu saja kita tidak harus membangun hotel sekaliber Hardrock Hotel Bali atau pusat perbelanjaan sebesar Kuta Square Denpasar, hal itu dapat dilaksanakan seiring berjalanya waktu dimana Bandengan telah menjadi tujuan wisata yang sangat menguntungkan.
Sedangkan di belakang hotel-hotel, tepatnya dilokasi tengah dari area kosong di sekitar pantai dibangun sebuah distrik yang menjadi pusat penjualan cinderamata ukir-ukiran, monel, textile (tenun troso, sutra), keramik, kuningan, kerajinan rotan, anyaman bambu dll. Taman bermain juga cocok dibangun ditengah-tengah area yang dapat dimanfaatkan sebagai lokasi bersantai keluarga yang biasanya dilakukan masyarakat jepara sebagai tempat makan lesehan pada hari-hari tertentu bersama keluarga. Tentu saja pohon-pohon seperti akasia dan palem dibutuhkan untuk menyejukkan area taman dan suasana pantai secara keseluruhan.
Konsep seperti ini lebih cocok dari pada konsep yang dulu pernah digulirkan, dimana akan dibangun sebuah lapangan golf dan hotel berbintang di bandengan. Golf adalah olahraga exclusive yang hanya mampu dinikmati sebagian kalangan. Sehingga kurang membari dampak ekonomi secara signifikan bagi masyarakat sekitar. Kita harus belajar dari kabupaten Tuban dimana pemda banyak melaksanakan proyek-proyek mercusuar yang tidak berdampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat, akibatnya timbul kecemburuan sosial yang sangat dalam sehingga masyarakat mudah diprovokasi untuk melakukan kegiatan-kegiatan anarkis dan pengrusakan.
Berbeda dengan konsep lapangan golf yang pernah bergulir, konsep diatas mempunyai banyak kelebihan, terdapat community development disini. Pembangunan infrastruktur dan fasilitas-fasilitas penunjang akan mampu menyerap banyak tenaga kerja, belum lagi ditambah kegiatan ekonomi di distrik cinderamata dimana masyarakat dapat membuka usaha seperti kios-kios cindera mata, showroom, art galery dan berbagai jenis usaha lainya. Bisa dibayangkan perputaran roda ekonomi yang semakin akan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat. Komoditi dari sektor industri yang selama ini hanya mengandalkan tempat pemasaran di daerah lain seperti tenun Troso yang dipasarkan lewat Bali akan terbantu dengan dibangunnya sentra-sentra bisnis semacam ini. Masyarakat sekitar pantai pun dapat memasarkan barang kerajinan ukir mereka seperti relief, patung dll di distrik cinderamata.
Dengan konsep open beach seperti ini, penarikan tiket bagi setiap penunjung yang memasuki area pantai sangat tidak efektif. Mengapa? Karena fungsi pantai yang semula hanya sebagai obyek tujuan wisata telah bertambah menjadi pusat bisnis, dan logikanya akan banyak sekali manusia yang melakukan mobilitasnya di area bisnis tersebut. Pendapatan daerah yang dulu hanya berasal dari pembayaran tiket akan meningkat secara signifikan dari pungutan pajak hotel, restoran, café dll, serta uang sewa tempat usaha dari masyarakat. Sumber pendapatan tersebut ditambah dengan pungutan parkir kendaraan bermotor. Seperti halnya Kuta, kendaraan bermotor pribadi (kecuali umum hanya untuk Taxi nantinya kalau ada) dibiarkan parkir bebas diarea yang disediakan di seluruh pinggiran pantai. Sedangkan kendaraan umum, seperti bus pariwisata, angkot dll disediakan area parkir tersendiri. Misalnya area kosong sebelum pintu gerbang dapat dijadikan area parkir. Hal ini perlu untuk mengantisipasi kesemrawutan lalu lintas yang potensial ditimbulkan oleh semakin banyaknya jenis angkutan umum seiring kemajuan pantai Bandengan.
Dengan pengelolaan yang profesional ditangan atau dibawah bimbingan para ahli, bukan tidak mungkin kurang dari 10 tahun kedepan Industri pariwisata Jepara akan menjadi salah satu yang terbaik di Jawa Tengah. Karena Jepara tidak hanya mempunyai Bandengan, tetapi ada P.Kartini yang dapat dijadikan taman pantai, rekreasi kura-kura (dengan catatan proyek ini betul-betul diselesaikan dan dikelola secara profesional) dll. Pantai Bondo yang sangat indah sebagai pusat seafood seperti halnya Jimbaran, dan yang paling hebat adalah Karimunjawa.
Bab II.
Pantai Bandengan yang terletak sangat dekat dari kota Jepara sekitar 7 Km memiliki berbagai macam potensi yang bisa dikembangkan. Diantara potensi tersebut adalah keindahan pantai Bandengan dengan area pantai yang luas serta dikelilingi pasir putih dan air yang sangat jernih. Tidak lupa pula kondisi masyarakat yang memiliki keunikan sebagai pengrajin ukuran.
Dengan begitu besarnya potensi yang dimiki pantai Bandengan sangat disayangkan apabila potensi tersebut belum sempat dinikmati hasilnya. Sebetulnya berbagai macam kebijakan bisa dilaksanakan dengan proses yang tentunya tidak semudah membalikan telapak tangan. Diantara kebijakan yang bisa diambil adalah dengan memasang target pemasaran potensi yang dikandungnya. Karena dengan kondisi pantai seperti ini layak diposisikan sebagai objek wisata baik untuk domestik maupun mancanegara.
Tentu untuk mencapai kearah sana dibutuhkan pembangunan fasilitas penunjang sehingga daya tarik yang sudah terkandung bisa benar-benar mendatangkan keuntungan. Diantaranya adalah dengan membangun sarana tranportasi, Hotel, restoran, café, pusat perbelanjaan maupun fasilitas-fasilitas hiburan lain di sekitar lokasi bibir pantai.
Sementara kebijakan lainnya yang bisa diambil adalah dengan membangun pusat penjajakan cindramata hasil kreasi tangan warga seperti ukir-ukiran, monel, textile (tenun troso, sutra), keramik, kuningan, kerajinan rotan, anyaman bambu dll. Sehingga dari potensi eksotis pantai Bandengan benar-benar dirasakan keuntungannya bagi masyarakat sekitar.
Kebijakan seperti ini tentunya lebih baik dibandingankan dengan kebijakan yang telah lama digulirkan, dimana untuk menggali potensi pantai Bandengan tersebut akan dibuat sarana lapangan golf dan hotel berbintang. Olah raga golf tentunya merupakan kegiatan olah raga yang hanya biasa dilaksanakan oleh kalangan berduit, sehingga dampak ekonomi kurang begitu terasa oleh masyarakat.
Jauh berbeda dengan kebijakan pembangauanan fasilitas lapangan golf, kebijakan diatas lebih banyak menimbulkan manfaat yang bisa langsung dirasakan, dimana dari kebijakan tersebut terdapat kebersamaan pembangunan seperti Pembangunan infrastruktur dan fasilitas-fasilitas penunjang akan mampu menyerap banyak tenaga kerja, belum lagi ditambah kegiatan ekonomi di distrik cinderamata dimana masyarakat dapat membuka usaha seperti kios-kios cindera mata, showroom, art galery dan berbagai jenis usaha lainya. Bisa dibayangkan perputaran roda ekonomi yang semakin akan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat. Masyarakat sekitar pantai pun dapat memasarkan barang kerajinan ukir mereka seperti relief, patung dll.
Kemudian dengan pengelolaan yang tentunya bertanggungjawab dan profesional bukan tidak mungkin sekurangnya 10 tahun yang akan datang pantai Bandengan yang terletak 7 Km dari pusat kota Jepara akan menjadi salah satu objek wisata yang miliki dayatarik tersendiri di Jawa Tengah.
0 comments