BAB I
PENDAHULUAN
Sejak pertama kali ditemukannya tabung udara oleh J.Y Cousteau pada tahun 1943. yang merupakan awal mula berkembanynya kemampuan manusia sebagai mahluk darat memasuki kehidupan bawah air yang penghuninya memiliki karakteristik yang berbeda, baik secara ekologi, anatomi, maupun sifat tingkahlakunya. selanjutnya kehidupan bawah air laut merupakan objek kajian untuk menciptakan penemuan baru yang memiliki daya manfaat yang sangat setrategis bagi perkembangan kehidupan manusia. Seperti pemanfaatan sebagai bahan energi alternative, farmasi, maupun sebagai bahan kecantikan.
Dengan begitu setrategisnya manfaat yang bisa diambil dari keberlimpahan sumberdaya alam maka dibutukan tenaga ahli khususnya mahasisawa Ilmu Kelautan UNDIP yang memiliki nilai dasar kemampuan pada penyelaman. Untuk menunjang kearah tersebut maka pada Program Studi Ilmu Kelautan UNDIP telah berdiri Marine Diving Club (MDC) yang merupakan unit kegiatan mahasisawa yang salah satu tujuan utamanyan memberikan pelatihan keterampilan penyelaman.
Pada hakekatnya dalam penyelaman tidak sekedar memiliki kemampuan menggunakan alat seperti fin, masker, maupun snorcle kemudian melakukan penyelaman permukaan (Skin dive) tetapi penyelaman merupakan kegiatan yang harus dilakukan dengan cara yang benar, aman dan tidak melelahkan. Factor keamanan dan kenyamana merupakan hal yang harus dipertimbangkan oleh penyelam (Diver). Untuk mencapainya penyelam (Diver) harus memiliki pengetahuan dan dasar teori yang benar. Seorang penyelam harus memiliki kemampaun dalam menggunaan peralatan. Mengetahi factor factor alam yang bias mengganggu keamanan dan kenyamanan penyelaman.
BAB II
PENGERTIAN
menyelam merupakan kegiatan yang dilakukan diwabah air dengan atau tanpa menggunakan alat bantu seperti fin, snorkel, masker untuk mencapai suatu tujua tertentu. Selam terbagai kedalam dua katagori, selam permukaan (skin dive) dan SCUBA Diving (Self Contained Underwater breathing Apparatus), (Jaya,1986) atau menyelam dengan mengunakan bantuan tabung udara. Perlatan ynag digunakan dalam melakukan skin dive adalah fin, snorcle, dan masker. Peralatan dasar ini merupakan alat Bantu yang digunan penyelam agar dapat melihat di dalam air, bernafas dengan hidung tertutup dan meningkatkan kemampua/mobilitas penyelam (Clinchghy ,1992). Peralatan dasar ini tidak hanya dilakukan dalam skin dive tetapi digunakan juga dalam SCUBA Diving.
BABIII
PERALATAN SELAM DASAR (SKIN DIVE)
1. Masker
Masker selam adalah jendela kedap air yang melindungi sebagian wajah, terutama mata dan idung dari air. Bagian lensa dibuat dari kaca pengaman sementara kantong hidung serta kerangka masker dibuat dari silikon atau karet. Di bagian sisi masker terdapat tempat untuk memasang snorkel.
Sewaktu mengenakan masker, penyelam bernafas dengan mulut. Masker dapat menjadi berembun atau kemasukan air bila penyelam memaksa untuk bernafas melalui hidung. Rambut penyelam juga tidak boleh terjepit di antara masker dan wajah supaya masker tidak kemasukan air.
Masker tersedia dalam berbagai ukuran, termasuk untuk anak-anak dan wanita. Dibandingkan masker selam scuba, masker snorkeling umumnya berukuran lebih kecil agar kantong udara di dalam masker menjadi sekecil mungkin.
Penyelam harus memakai ukuran masker yang pas dengan wajah agar masker tidak kemasukan air. Ukuran masker yang pas bisa diperiksa tanpa perlu memasangkan tali pengikat di kepala. Masker diletakkan di wajah, dan ditekan sambil menarik nafas perlahan-lahan. Bila masker tidak jatuh maka ukuran masker sesuai dengan wajah pemakainya. Tekanan air membuat masker menjadi kedap udara, sementara tali pengikat hanya menahan masker agar tidak terlepas.
2. Snorkel
Snorkel terdiri dari dua bagian: selang udara dan pelindung mulut. Selang dibuat dari pelastik atau karet keras, dengan ukuran diameter sekitar 2 cm dan panjang sekitar 30 cm. Selang yang terlalu panjang membuat bernafas menjadi sulit, dan memperbesar kemungkinan penyelam menghisap kembali karvon dioksida yang tertahan di dalam selang.
Pelindung mulut dibuat dari silikone atau karet, dan terdiri dari penutup berbentuk lengkung dan bagian untuk digigit. Ukuran pelindung mulut juga harus sesuai dengan ukuran mulut. Ketika menyelam di bawah air, udara di dalam snorkel keluar, dan air masuk ke dalam snorkel. Ketika sampai di permukaan, air dalam snorkel dikuras dengan cara menghembuskan udara keras-keras dari dalam mulut.
3. Kaki katak
Kaki katak adalah sepatu karet dengan sirip yang melebar di bagian ujung kaki. Snorkeling bisa saja dilakukan tanpa kaki katak, tapi alat ini bisa menambah daya dorong kaki manusia ketika berenang.
Kaki katak terdiri dari dua jenis: tumit terbuka (open heel) dan kaki tertutup (full foot atau pocket foot). Jenis kaki katak kaki tertutup tersedia dalam berbagai ukuran seperti halnya ukuran sepatu. Dibandingkan kaki katak tumit terbuka, jenis kaki katak tertutup memiliki ujung sirip yang lebih pendek. Ketika memakai kaki katak tumit terbuka, penyelam mengenakan sepatu boot dari bahan neoprena. Sepatu bot berfungsi sebagai pelindung kaki dari dari luka, dinginnya air, atau pencegah lecet. Kaki katak tumit terbuka hanya dibuat dalam beberapa ukuran: kecil, sedang, besar, dan ekstra besar. Ukuran kaki katak disesuaikan dengan kaki pemakainya dengan mengencangkan sabuk di bagian tumit.
BAB IV
FISIKA PENYELAMAN
Hukum-hukum fisika yang berhubungan dengan penyelaman perlu kita ketahui karena hal ini penting sebagai dasar untuk melakukan teknik penyelaman yang aman. Secara fisiologi, banyak masalah kesehatan penyelaman yang berhubungan langsung dengan hukum-hukum fisika tsb.
Untuk memahami prinsip-prinsip dasar penyelaman yang aman, penyelam harus mengenal aspek-aspek fisika yang berhubungan tekanan dan berat jenis zat cair dan gas-gas. Pengetahuan inipun amat berguna untuk para dokter yang menangani kasus para penyelam. Hukum hukum fisika tersebut diantaranya adalah :
1. HUKUM ARCHIMEDES :
Hukum ini berhubungan dengan daya apung.
Daya apung (bouyancy) ada 3 macam, yaitu :
1. Daya apung positif (positive bouyancy) : bila suatu benda mengapung.
2. Daya apung negatif (negative bouyancy) : bila suatu benda tenggelam.
3. Daya apung netral (neutral bouyancy) : bila benda dapat melayang.
Bouyancy adalah suatu faktor yang sangat penting di dalam penyelaman. Selama bergerak dalam air dengan scuba, penyelam harus mempertahankan posisi neutral bouyancy.
2. Hukum Boyle
Menurut hukum ini, dimana temperatur dianggap konstan, maka perkalian antara tekanan dan volume akan tetap konstan. Dari hukum inilah kita dapat mengetahui bagaimana keadaan rongga-ronga didalam tubuh, seperti paru, sinus dll.
4. HUKUMC HARLES
Menurut Hukum ini dapat dijelaskan mengapa tabung scuba dapat meledak setelah diisi.
Tabung scuba yang telah diisi penuh kita letakkan di atas deck kapal sebelum menyelam dan terpapar dengan sinar matahari yang lama, maka Volume gas di dalam tabung tsb akan memuai sehingga tabung bisa meledak
4). HUKUM DALTON :
Menurut hukum ini, Tekanan Total suatu gas campuran adalah jumlah dari tekanan parsial gas-gas di dalam campuran tsb.
5). HUKUM GAY-LUSSAC :
Menurut hukum ini, dapat dijelaskan juga tentang ledakan saat mengisi tabung scuba.
Bila kita mengisi tabung scuba, dimana Volume nya konstan, dengan bertambahnya Tekanan tabung maka Temperaturnya juga meningkat. Hal ini berbahaya karena sebelum mencapai tekanan yang diinginkan, tabung dapat meledak. Jadi, pada saat kita mengisi tabung, sebaiknya tabung tsb diisi sambil diremdam di dalam ember yang berisi air dingin, agar temperatur tabung tetap dingin.
SINAR DAN KEJERNIHAN AIR
Agar penyelam dapat bekerja dengan baik, maka harus dilengkapi peralatan untuk melihat sejelas mungkin. Mata manusia memerlukan sinar untuk melihat sesuatu. Apapun yang dilihat manusia adalah suatu gambaran yang diciptakan oleh pantulan sinar dari benda yang sedang dilihat. Sinar di dalam air dipengaruhi oleh beberapa faktor sehingga dapat langsung mempengaruhi kemampuan melihat seorang penyelam dan menginterpretasikan apa yang dilihatnya. Faktor-faktor utama tsb adalah :
Kekeruhan
Diffusi : pemancaran sinar oleh molekul-molekul air dan partikel.
Penyerapan : kemampuan untuk merubah warna dan intensitas cahaya.
Refraksi : pembelokan sinar yang masuk dari 1 media ke media yang lain.
Refleksi : kembalinya sinar matahari ke atmosfer yang mengenai permukaan air; akan direfleksikan (dipantulkan) tergantung pada sudutnya pada saat mengenai air.
Sinar matahari tidak dapat menembus lebih dari 1650 ft, meskipun di air yang sangat jernih.
Di udara, kecepatan sinar adalah 186.000 mil/detik, di dalam air kecepatan berkurang menjadi 135 mil/detik.
Index refraksi udara dan air = 4 : 3.
Karena refraksi ini, dengan pemakaian masker di dalam air, benda-benda akan terlihat lebih dekat dan lebih besar dari yang sebenarnya.
4. SUARA
Kecepatan suara di udara adalah 1100 ft/detik sedangkan di dalam air rata-rata 4900 ft/detik. Suara yang dihasilkan oleh pemukulan tabung baja scuba dengan benda logam (misalnya dengan pisau selam) dapat didengar pada jarak yang cukup jauh oleh penyelam lain.
5. TRANSFER PANAS
Panas badan dapat hilang bila berada di dalam air melalui beberapa cara :
1). Konduksi adalah transfer panas langsung dari molekul ke molekul.
Air mempunyai kapasitas konduksi 25 kali dari pada udara. Jadi kecepatan hilangnya panas di air 25 x lebih cepat dari pada di udara.
2). Konveksi adalah transfer panas dengan adanya pergerakan arus air.
3). Radiasi adalah transfer panas dengan cara pancaran
4). Evaporasi keringat dari kulit dan keluarnya uap air dari paru menyebabkan hilangnya panas dari badan secara signifikan.
Bila menyelam sangat dalam dengan menggunakan Helium-Oxygen (Heliox), hilangnya panas badan dapat menimbulkan hypothermia klinis yang serius. Pada penyelaman sangat dalam dengan gas campuran heliox, gas pernafasan ini dipanaskan untuk menghindari hypothermia.
(http://dr-budiow.com/artikel/?p=4)
BAB VI
LINGKUNGAN PENYELAMAN
1. pantai
Pantai merupakan suatu wilayah yang dimulai dari titik terendah air laut waktu surut hingga ke arah daratan sampai batas paling jauh ombak/gelombang menjulur ke daratan. Jadi daerah pantai dapat juga disebut daerah tepian laut. Dalam bahasa Inggris pantai disebut dengan istilah “shore” atau “beach”. Adapun tempat pertemuan antara air laut dan daratan dinamakan garis pantai (shore line). Garis pantai ini setiap saat berubah-ubah sesuai dengan perubahan pasang surut air laut. Agar jelas lihat animasi berikut!
Wilayah tepian laut bentuknya bermacam-macam, ada yang landai dan ada pula yang curam. Tepian laut yang landai ini ada yang berpasir dan ada pula yang berlumpur. Tepian laut yang curam seperti dinding batu disebut “cliff”, pantai berpasir disebut gisik atau “sand beach” dan pantai berlumpur disebut “mud beach”.
BAB VII
ASPEK MEDIS PENYELAMAN
Satu hal yang perlu kita sadari didalam hal penyelaman adalah terdapatnya perbedaan tekanan antara permukaaan air dan di dalam air dimana hal ini akan mempengaruhi fungsi tubuh kita yang akan berdampak bagi kesehatan pada umumnya, banyak fungsi tubuh yang dipengaruhi salah satunya adalah fungsi pendengaran.
Beberapa penelitian menyangkut penyelaman memberikan hasil yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara permukaan air dan didalam air sehingga menyebabkan penyakit pada penyelam yang disebut decompression sickness / barotrauma.
Barotrauma yang mempengaruhi fungsi pendengaran paling sering terjadi pada telinga tengah, gejala – gejala barotrauma telinga tengah : nyeri, rasa penuh dan berkurangnya pendengaran.
Berdasarkan uraian diatas, membuat peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh dari penyelaman yang dilakukan oleh para nelayan tradisional ini terhadap fungsi pendengaran mereka.
Gangguan – gangguan yang terjadi pada telinga dapat terjadi pada telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.
Dalam hal ini barotrauma pada telinga sering terjadi pada telinga bagian tengah dan penyakit pada telinga tengah ini lazim ditemukan di Amerika Serikat dan di seluruh dunia.
Gejala – gejala barotrauma telinga tegah termasuk nyeri, rasa penuh dan berkurangnya pendengaran. Diagnosis dipastikan dengan otoskop. Gendang telinga tampak mengalami injeksi dengan pembentukan bleb hemoragik atau adanya darah dibelakang gendang telinga. Kadang – kadang membrana timpani akan mengalami perforasi. Dapat disertai gangguan pendengaran konduktif ringan.
(http://darryltanod.spaces.live.com)
0 comments