Kontrakan sepi ditinggal para penghuninya merayakan Hari
Raya Idul Adha 1433 H. Ini lah momen ketika gema takbir mengantarkan kepada perjalanan panjang,
menyusuri memori indah masa lalu. Masa ketika
pertama kali mengenal KEPANDUAN yang berlambang TUNAS KELAPA itu. Suka duka coba
digali kembali, berharap menemukan momen yang paling mengesankan.
Lamunan pun terhenti, mencoba mengingat kembali saat
menyayikan lagu :
Pola Sistematis dan Biogeografis dalam Reproduksi Biologi pada Karang Sclerectinia
By Agus Nurul K - 8:26 PM
Apa
yang dimaksud dengan pola biogeografis pada biologi reproduksi karang
scleractinia berdasar pada kekerabatan molekular (molecular phylogeny)…?
Jawab
Adalah terjadinya
perbedaan pola biologi reproduksi karang scleractinia pada genus karang yang
sama akibat adanya perbedaan letak geografis. Perbedaan letak geografis akan
menyebabkan adanya keragaman lingkungan seperti suhu, salinitas, pasang surut,
dan pencahayaan. Sehingga memaksa karang skleractinia melakukan evolusi pada
pola biologi reproduksinya sebagai respon terhadap perbedaan lingkungan.
Resum Jurnal : PERENCANAAN TATARUANG FITOSTRUKTUR WILAYAH PESISIR SEBAGAI PENYANGGA TATARUANG WILAYAH DARATAN
By Agus Nurul K - 7:57 PM
PERENCANAAN TATA RUANG
FITOSTRUKTUR WILAYAH PESISIR
SEBAGAI PENYANGGA PERENCANAAN
TATA RUANG WILAYAH DARATAN:
Sebuah Kajian Dengan Pendekatan
Energi, Ekosistem, Dan Ekologi
SARWOKO MANGKOEDIHARDJO
Jurusan Teknik Lingkungan,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
TUGAS MATA KULIAH STUDI KELAYAKAN PROYEK PESISIR DAN LAUT. Keseimbangan
antara pemenuhan kebutuhan hidup manusia dengan ketersediaan sumberdaya alam
(SDA) adalah konsep untuk menjaga keberlangsungan hidup manusia. Untuk
menjalankan aktivitas hidupnya, manusia membutuhkan energy kima karbohidrat
sebesar 28 MJ/orang/hari yang diambil dari berbagai SDA.
Kebutuhan
energy kimia karbonat manusia 40 % digunakan untuk pemenuhan kebutuhan pangan,
sementara 60% sisanya digunakan dalam pemenuhan bahan bakar (aktivitas
domestic, social, transportasi, komersial, industry, dll).
Selain
kebutuhannya tersebut, aktivitas manusia juga menghasilkan beban terhadap
lingkungan terutama karbondioksida yang dihasilkan sebanyak 2,6 kg/orang/hari. Penyebaran
karbondioksida di alam adalah 38 % di udara, 35% di sedimen, 25% di daratan,
dan sisanya tersebar di media lingkungan lainnya. sehingga, karbondioksida yang
dihasilkan oleh berbagai aktivitas manusia akan terdistribusi terutaama
terhadap ketiga media lingkungan tersebut.
Rencana pembuatan fotostruktur / pembuatan lahan terbuka hijau adalah konsep yang dikembangkan untuk mengurangi beban lingkungan serta pemenuhan peningkatan kebutuhan manusia. Kensep ini dikembangkan dengan cara memelihara keberlangsuangan suatu ekosistem.
Ekosistem adalah suatu kesatuan yang sangat kompleks antara komponen fisik/ abiotik dengan komponen hayati/ biotic. Apabila terjadi perubahan pada salah satu komponen akan berpengruh terhadap komponen lainnya. perubahan ini dapat dibedakan menjadi dua, perubahan secara alamian dan perubahan yang terjadi oleh aktivitas manusia.
Perubahan secara alamiah akan terjadi secara perlahan dan dalam jangka panjang. Berbeda dengan perubahan yang diakibatkan oleh aktivitas manusia. Eksploitasi besar besaran yang telah berlangsung selama 100 tahun terakhir ini berdampak sangat cepat terhadap perubahan lingkungan (ekosistem).
Berdasarkan definisi ekosistem tersebut rencana pembentukan fitostruktur adalah rencana perubahan ekosistem. Yakni dengan mengembalikan fungsi lahan yang sudah ada menjadi lahan yang lebih produktif sebagai lahan terbuka hijau dengan tumbuhana sebagai komponen utamanya. Tumbuhan akan menjaga siklus setimbang secara berlanjut antara penyediaandan kebutuhan energi. Dengan menggunakan tumbuhan inilah karbon dioksida yang dihasilan oleh manusia akan diserap serta hasil dari pada proses foto sintesis ini kemudian akan digunakan dalam pemenuhan kebutuhan hidup manusia.
Perencanaan tata ruang fitostruktur (ruang terbuka hijau) untuk lahan basah wilayah pesisir adalah sangat diperlukan dan menjadi kesatuan perencanaan tata ruang wilayah daratan. Secara ekologi, dan untuk mengatasi kesulitan pengembangan tata ruang wilayah daratan, maka diperlukan intensifikasi fitostruktur di sepanjang aliran sungai-sungai yang ada. Pendekatan fitostruktur tanpa intervensi temporal akan memberi peluang lebih leluasa bagi intervensi temporal pengembangan infrastruktur wilayah daratan. Secara fungsional, fitostruktur wilayah pesisir merupakan penyangga infrastruktur wilayah daratan.
Minggu kedua kami di lokasi pelaksanaan KKN Desa Gedangan diisi dengan kegiatan rutin kami adalah bimbingan belajar bagi anak SD- SMP yang dilaksanakan setiap malam di Posko KKN. Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya kami membantu pelaksaanan pendidikan di Desa Gedangan. Berbeda dengan minggu pertama, kegiatan belajar bersama ini diikuti tidak kurang dari 20 anak, dengan banyaknya minat siswa yang mengikuti kegiatan ini kami pun merasa bangga disamping bisa berbagi ilmu pengetahuan juga kami bisa mengakrabkan diri dengan anak-anak di Desa Gedangan. Tidak jarang karena keakraban, setiap kami bertemu/ berbapasan anak-anak sudah menganggap kami sebagai Kakanya dengan cara menyapa, atau bahkan bercanda bersama tentang materi yang kita pelajari pada malam harinya.
Disamping kegiatan belajar bersama di Posko KKN setiap malamnya, kami juga mulai minggu kedua ini menjalankan program jam tambahan belajar di SDN Gedangan, kegiatan ini dilakukan setiap hari setelah anak SD pulang sekolah pukul 13.00 – 15.00. Peserta KKN dibagi menjadi tiga kelas yaitu kelas 3, 4, dan kelas 5. Materi pelaraan yang diberikan di setiap Kelas adalah materi yang sesuai dengan bidang keilmuan masing-masing perserta KKN. Untuk menambah semangat anak-anak SD yang ikut serta dalam jam tambahan belajar ini, kami memberikan banyak permainan edukasi serta pemberian hadian bagi yang bisa menjawab soal yang diberikan kami diakhir jam tambahan belajar. walaupun kami belum terbiasa dengan kondisi anak-anak SD yang tidak semuanya bisa berdiam menyimak pelajaran yang kami sampaikan, namun itu dijadikan sebagai tantangan kami untuk mendisiplinkan mereka dengan cara yang mudah mereka terima.
Kegiatan kami lainnya adalah melakukan sosialisai pelaksanaan pemilu Bupati kepada warga dengan cara mengunjungi setiap rumah yang dilaksanakan selama dua hari sebelum hari H pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) Bupati Jepara Periode 2012-2017. Kemudian pada hari H pelaksanaan pemilu, kami dari tim KKN Undip dibagi mejadi 3 TIM sesuai dengan jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Desa Gedangan. Kebanggaan bagi kami ketika Panitia Pemulu menyambut kedatangan kami di setiap TPS dengan tidak sungkan untuk berbicara dan bekerja sama dalam pelaksanaan pemungutan suara. Sehingga kami merasa sudah tidak ada kecanggungan di atara kami sebagai pendatang dengan warga/ masyarakat di Desa Gedangan.
Selain kegiatan mensukseskan kegiatan pemilu, kegiatan lainnya adalah pengecetan larangan pengijingan makan yang secara langsung program ini telah diajukan oleh Petinggi Desa kepada kami. Program pengecetan ini merupakan upaya dari aparat Desa untuk mesosialisaikan Peraturan Desa (Perdes) tahun 2010 tentang larang pengijingan makan di Desa Gedangan. serta ikut serta dalam pelaksanaan Posyandu bagi warga Lanjut Usia (lansia) yang dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 3 Februari 2012 di balai Desa Gedangan
Kegiatan kami lainnya adalah memersiapakan berbagai macam keperluan serta rapat pelaksanaan kegiatan yang akan kami lakukan pada hari/ minggu-minggu selanjutnya. Pada minggu kedua ini, disamping kami sudah dekat dengan warga/ masyarakat Desa gedangan juga terjalin keakraban dari masing-maing peserta KKN yang berjumlah 10 orang dengan latar belakang keilmuan, sifat, dan asal yang berbeda. Sehingga kami dalam menjalankan setiap perogram yang kami rencanakan dilaksanakan dengan penuh kerjasama dan kekeluargaan.
Pada hari Sabtu, 21 Januari 2012 Peserta KKN Desa Gendangan mengikuti munyawarah kesehatan desa di balai desa Gedangan. kegiatan ini merupakan sosialisasi sekaligus musyawarah tentang kondisi kesehatan di lingkungan desa Gedangan yang dihari oleh Kepala Desa, perangkat desa, ketu RT, ketua RW, serta dari Puskesmas Welahan I sebagai pemerakarsa kegiatan.
Sebagai pemerakarsa kegiatan, Tim dari Puskesmas I Welahan memandu kegiatan musyawarah ini dimulai dengan meminta tanggapan serta keluhan pada kertas yang telah diseriakan dari masing2 RT, RW, dan perangkat desa mengenai kondisi kesehatan sekitar desa Gedangan. Dari sesi ini didapatkan beberapa prioritas permasalahan kesehatan diantaranya : 1). Jamkesmas, Jamkesda, 2). Poliklinik Desa, 3). Penyakit menular , 4). Pelayanan Puskesmas Welahan I, dan 5). Posyiandu Desa gedangan.
Kemudian satu persatu permasalahan ini dibahas dengan cara diskusi interaktif antara perangkat denga, RT RW dengan pihak dari Puskesmas Welahan I. Sebagai peserta musyawarah kesehatan desa ini, kami sebagai peserta KKN mendapatkan kesimpulan bahwa permasalahan yang dapat kami bantu adalah pada permasalahan penyakit menular di sekitar Desa Gedangan. Permasalahan penyakit menular inilah yang kemudian akan kami jadikan sebagai program pada pelaksanaan KKN di Desa Gedangan.