MEMBACA DINAMIKA PARTAI TIGA BESAR PEMILU 2014 DAN PREDIKSIDI DI PEMILU 2019
By Agus Nurul K - 5:26 AM
Perolehan Parpol Pileg 2014 (sumber) |
Hasil pemilu 2014 menempatkan tiga partai besar PDIP, Golkar, dan Gerindra. PDIP keluar sebagai pemenangnya. Perolehan suara partai PDIP ini tidak bisa dipungkiri adanya sosok JKW yang terpilih menjadi Gub DKI. Menurut masyarakat, JKW dlm 2th berhasil menunjukan slogan kerjanyatanya. Walaupun sebagain ada yg beranggapan tentang pencitraan jilid 2.
Perolehan suara Golkar. Sepertinya Golkar ini partai jaman baheula yg memiliki pendukung setia, sama halnya dengan PDIP. Siapapun ketumnya, Golkar selalu masuk perolehan partai 3 besar. Namun faktanya dalam setiap pilpres langsung calon dari Golkar tidak pernah menang.
Terakhir Gerindra. Partai baru yg memiliki angin perubaham bagi sebagian masyarakat serta adanya sosok prabowo yg katanya berbeda dengan SBY (penuh kehati2an, cenderung dianggap lambat dalam mengambil keputusan). Prabowo sosok presiden yg lebih tegas dan berwibawa. Namun Prabowo memiliki sisi lain dalam catatan sejarah teutama pada masa transisi demokrasi (yang masih perlu pemuktian) juga ketakutan anggapan akan tangan besinya. Selain itu sosok Ahok yg dicalonkannya berhasil menjadi Wagub DKI dan perpaduan dengan JKW berhasil juga mendongkrak perolehan suara Gerindra sehingga masuk 3 besar.
Bagai mana dengan perolehan suara ketiga partai tersebut di 2019?
Apakah masih tetap atau bahkan berubah...?,
Berikut prediksi saya :
Perolehan PDIP akan tetap masuk 3 besar bahkan tetap menjadi juara. Hal ini selain karena faktor JKW sebagai petahanan yang berhasil menunjukan kerjanyatanya, juga karena masih adanya pemilih setia partai banteng ini.
Namun perolehan suara PDIP ini akan berubah/turun. Apabila beberapa kebijakam JKW yang tidak "sesuai" berhasil dimunculkan ke permukaan oleh lawan politiknya. Namun menurut saya opini ini tidak akan berhasil merubah opini sebagian masyarakat. Sama halnya dengan isu yg dimunculkan lawan SBY untuk periode kedua.
Perolehan partai Golkar, saya kira masih tetap masuk tiga besar. Alasannya karena memiliki pemilih setia, sama seperti PDIP. Namun sayang partai beringin ini sejak Soeharto lengser sampai sekarang tidak memiliki sosok yang kuat untuk menandingi JKW, Prabowo, bahkan mungkin AHY. Maka tidak heran jauh sebelum pilpres 2019, golkar sudah mengikrarkan akan mendukung JKW. Yang tujuannya pasti untuk mendongkrak perolehan.
Sementara partai Gerindra, menurut saya perolehan partai ini selain adanya sosok Prabowo. Juga akan ditentukan sebagian besarnya dengan performa Gubernur dan Wagub DKI saat ini. Apabila berhasil membuktikan bahwa kinerjanya lebih baik dari ahox. Maka secara otomatos akan semakin pendongkrak peroleham suara Gerindra. Namun, apabila tidak, maka suara yg diperoleh di 2014 tidak akan sama (turun).
Terkait kepemimpinan DKI sangat menarik untuk dibahas. Khususnya dinamika di medsos dan berita2 online. Bahwa "perilaku" cagub dan cawagub DKI di media belum berhasil menyajikan bahwa kinerjanya jauh lebih baik dari ahok (yang akan menjadi tolakukur). Walaupun memang masih seumur jagung, butuh waktu untuk merealisasikan janjinya. Namun menurut saya pembuktian ini harus bisa (di)muncul sebelum 2019. Agar peolehan suara Gerindra dan PKS dapat tedongkrak.
Kemudian, untuk penantang Gerindra di tiga besar ini adalah partai Demokrat. Selain masih adanya sosok SBY, juga adanya setrategi cari amannya SBY. Contohnya dinamika setelah 2014, SBY berhasil menempatkan demokrat menjadi partai non blok (cari aman). Serta berhasil memunculkan AHY sebagai sosok calon pemimpin generasi milenia. Walaupun gagal dalam pemiliham Gub jakarta. Namun menurut sy sebagai calon yang muncul di akhir masa pendaftaran, peroleham suara 17% buah dari strategi SBY yang sangat cerdas untuk pemilu 2019 bahkan mungkim 2024.
Untuk partai berbasis islam (PKB, PAN, PKS) saya berpendapat perolehan suaranya masih berada di jajaran perolehan suara partai papan tengah. Namun perolehan salahsatu partai islam ini bisa menyodok ketiga besar, apabila memontum aksi damai ini berhasil terus digulirkan dibarengi dengan memunculkan sosok calon presiden alternatif selain JKW, Prabowo, dan AHY.
Sedikit membahas terkait pemilih setia PDIP dan Golkar mulai pemilu 2024 sepertinya akan dinamis bahkan keluar dari tiga besar. Salah satu faktornya karena pemilih setia kedua partai ini adalah generasi X yang masih memiliki hak suara akan semakin berkirang.
sementara untuk generasi Y, seperti saya. sejak pertama mendapatkan hak memilih di 2009, kedua partai ini bukan lah partai andalan (pilihan). Hal ini disebabkan karena mulai generasi Y pemilih sudah bisa melek dengan dinamika politik. Apalagi dengan generasi Z. Saya yakin partai yang memiliki inovasi, konsep kerja nyata, dan mampu memunculkan sosok pemimpin melenia akan mendapatkan suara terbanyak di pemilu2 yang akan datang.
itu semua hanya sekedar prediksi..
#pengamat amatiran